Busway yang Semakin Padat dan Lambat

Saya biasanya naik Mobil Bis Mayasari Bhakti 107 jurusan Blok M Kampung Melayu atau PPD 45 yang disambung dengan Mikrolet M18. Biasanya kalau naik itu, berangkat dari Blok M jam 17:00, sampai di rumah sekitar jam 18:00-18:30. Meski untuk jarak sekitar 15 km, dengan waktu 60-90 menit maka kecepatan mobil 10-15 km/jam. Itu lumayan “lancar” ketimbang saat macet kala hujan bisa jam 22:00 lebih sampai rumah atau 4 jam dengan kecepatan cuma 3 km/jam. Lebih cepat berjalan ketimbang naik mobil!

Saat jalur Busway jurusan Pinangranti dibuka, jalur yang biasanya bisa ditempuh selama 60-90 menit bisa mulur sampai 120 menit akibat penyempitan jalan karena 1 jalurnya diambil oleh Busway. Apalagi pada titik-titik macet seperti pintu masuk tol Jalan Semanggi dan Tebet karena selain diambil Busway, juga antrian mobil yang mau masuk pintu tol bisa menyumbat jalan Gatot Subroto.

Nah iseng-iseng saat Busway ke arah jurusan Pinangranti dibuka, saya coba menaikinya dengan harapan bisa lancar. Ternyata harapan tersebut keliru.

Antrian Busway

Jika naik Bis biasa paling cuma 60-90 menit, ternyata naik Busway sampai 120 menit! Itu pun jika naik Bis biasa kita bisa duduk dan tiduran karena kapasitas kursi 40-54, di Busway kita harus berdiri karena jumlah tempat duduk paling cuma muat 24 penumpang. Walhasil saya harus berdiri selama 90 menit dan baru bisa duduk di 30 menit terakhir!

Kenapa naik Busway lama?

Busway memang cepat karena punya jalur sendiri. Tapi antriannya di Blok M dan Terminal Transit seperti Dukuh Atas bisa memakan waktu 20-40 menit per terminal. Di dukuh atas, panjang antrian bisa mencapai 300 meter sehingga pernah saya memilih keluar dari antrian dan naik bis biasa.

Tanggal 16 Maret 2011 kemarin, teman saya cerita ada seorang wanita yang pingsan akibat kelelahan mengantre Busway di Terminal Dukuh Atas. Panjang antrian 300 meter dan setelah 1 jam antre baru bisa naik Bis. Rute Bis lama harusnya jangan dihapus agar rakyat tidak berdesakan dan punya pilihan transportasi!

video

Saat mencoba Busway Blok M ke Kebon Nanas Bypass, saya antri di terminal Blok M sekitar 2 menit. Kemudian berhenti di terminal transit Atmajaya. Dari situ, harus berjalan 700 meter untuk naik Busway jurusan Pinangranti melalui jalur Gatut Subroto. Di sini Busway terjebak kemacetan apalagi saat di perempatan Kuningan, bukannya naik jalan layang justru lewat bawah untuk mengambil penumpang.

Jalur Busway kerap terpotong oleh antrian panjang mobil yang mau masuk tol di Kuningan dan Tebet. Sehingga Busway pun mengalami kemacetan.

Di terminal Transit UKI, harus menyambung lagi dengan Busway yang mengarah ke Tanjung Priok. Lagi-lagi harus antri selama 20 menit.

Karena Jalur Busway Blok M-Kampung Melayu tidak ada yang langsung, terpaksa harus 3 kali transit di Terminal dan 3 x ganti kendaraan bis. Waktu yang terbuang untuk itu bisa 60 menit lebih. Parahnya Bis 107 yang melayani jurusan Blok M-Kampung Melayu justru sudah dihapus!

Ide Busway memang bagus. Sayangnya kemacetan antrian penumpang di Terminal Blok M mau pun di Terminal Transit seperti Dukuh Atas harus diatasi. Di antaranya dengan membuat jalur langsung misalnya Blok M-Kampung Melayu-Kota atau Kota-Blok M-Ragunan sehingga antrean di Terminal utama dan Terminal Transit bisa dipecah sebagian di halte biasa.

Saat masih banyak orang naik mobil pribadi dan sepeda motor saja antrian Busway sudah begitu panjang dan Bis Busway begitu berjubel saat jam pergi dan pulang kantor. Terbayang tidak jika yang semula naik mobil pribadi dan sepeda motor turut naik Busway juga?

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.